Kamis, 08 Maret 2012

Secangkir Kopi Kehidupan

Dalam sebuah acara reuni, beberapa alumni menjumpai guru sekolah mereka dulu. Melihat para alumni tersebut ramai membicarakan kesuksesan mereka, guru tersebut segera ke dapur dan mengambil seteko kopi panas dan beberapa cangkir yg berbeda-beda. Mulai dari cangkir yg terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik. Guru tersebut menyuruh para alumni untuk mengambil cangkir dan mengisinya dengan kopi. Setelah masing-masing alumni sudah mengisi cangkirnya dengan kopi, guru berkata 

"Perhatikanlah bahwa kalian semua memilih cangkir yg bagus, dan kini hanya tersisa cangkir yg murah dan tidak menarik. Memilih hal yg terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yg bagus, perasaan kalian mulai terganggu. kalian secara otomatis melihat cangkir yg dipegang orang lain dan mulai membandingkannya. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yg kalian nikmati adalah kopinya."

Hidup kita seperti kopi dalam analogi tersebut di atas, sedangkan cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, dan harta benda yg kita miliki.

Pesan moralnya, Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yg kita nikmati. Cangkir bukanlah yg utama, kualitas kopi itulah yg terpenting.Jangan berpikir bahwa kekayaan yg melimpah, karier yg bagus dan pekerjaan yg mapan merupakan jaminan kebahagiaan. Itu konsep yg sangat keliru.

Kualitas hidup kita ditentukan oleh "Apa yg ada di dalam" bukan "Apa yg kelihatan dari luar". Apa gunanya kita memiliki segalanya, namun kita tidak pernah merasakan damai, sukacita, dan kebahagiaan di dalam kehidupan kita ?Itu sangat menyedihkan, karena itu sama seperti kita menikmati kopi basi yang disajikan di sebuah cangkir kristal yg mewah dan mahal.

Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkirnya, tetapi seberapa bagus kualitas kopinya. 

Selamat menikmati Secangkir Kopi Kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar